Perempuan Istimewa
Tauhid Nur Azhar
Kekuatan suatu bangsa tentu tak terlepas dari konsep ketahanan dan resiliensi keluarga-keluarga di dalamnya yang menjadi unit fungsional pranata sosial terkecil yang kontribusinya sangat besar.
Di dalam pilar keluarga yang dapat menghasilkan up draft suatu komunitas bahkan bangsa itu, ada peran sentral seorang Ibu. Ibu adalah sosok perempuan yang memiliki keunikan mulai dari sistem pewarisan organela mitokondria, sampai peran pentingnya sebagai pendidik utama dalam keluarga dan kompleksitas pemikirannya.
Siapa tak kenal Ibu Sri Mulyani, Ibu Retno Marsudi, Ibu Susi Pudjiastuti, Ibu Hevearita, Ibu Sri Harsi Teteki, Prof Ina, Prof Rika, Prof Tati, Ibu Rizka Andalucia, Ibu Dyah Erowati, Ibu Herawati Sudoyo, Ibu Dewi Sartika, Ibu Alexandra, Ibu Carina Joe, Ibu Nora Lelyana, dan banyak lagi tokoh perempuan Indonesia yabg amat besar kontribusinya bagi bangsa, sekaligus punya peran sangat signifikan bagi keluarganya.
Secara umum perempuan memiliki kemampuan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat mentransmisikan pesan-pesan subliminal secara elegan. Dimana pesan subliminal ini secara subtil sedikit banyak memiliki pengaruh yang signifikan dalam konstruksi pengambilan keputusan seorang pemimpin laki-laki.
Melalui diksi konotatif, gestur, dan analogi, seorang perempuan dengan dan tanpa disadari memiliki kemampuan untuk memberikan perspektif alternatif, serta membuka wawasan dan penyadaran kontekstual yang berimbas pada arah pertimbangan pengambilan keputusan.
Dalam ranah psikologi, kemampuan ini beririsan dengan konsep dan teori persuasi yang antara lain digagas oleh Roberto Cialdini.
Enam prinsip utama teknik persuasi yang diidentifikasi oleh Cialdini adalah: timbal balik, kelangkaan, otoritas, komitmen dan konsistensi, rasa suka dan konsensus (atau bukti sosial).
Dimana menurut teori Ekuitas Adams, digambarkan bahwa manusia itu menghargai kesetaraan dan keseimbangan sampai batas tertentu. Maka proses persuasi hendaknya mampu mendasari diri pada kecenderungan alamiah manusia tersebut.
Sementara model transmisi pesan subliminal yang kemudian akan mempengaruhi persepsi subliminal didefinisikan sebagai suatu proses dimana orang yang termotivasi dibawah tingkat kesadaran mereka akan dapat merasakan stimuli tanpa sadar dan kemudian melakukan respon sebagaimana yang telah direncanakan. (Lestari AT, 2020).
Tentu menjadi menarik saat kita membahas keunikan dan keistimewaan perempuan dari aspek neurosains. Karena pendekatan neurosains diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kekhasan struktur otak, keunikan cara kerja, dan sistem pengambilan keputusan yang dihasilkan oleh otak perempuan.
Menyitir buah pikir Dr Taufiq Pasiak (2005), ternyata struktur otak laki-laki dan perempuan memiliki beberapa perbedaan, antara lain pada beberapa struktur berikut; corpus calossum, hipotalamus, lobus parietal inferior, dan hipokampus.
Perbedaan anatomi tersebut berimplikasi pada beberapa fungsi afeksi, kognisi, dan psikomotorik termasuk belajar dan mengambil keputusan. Sementara secara umum terdapat pula perbedaan ukuran/volume otak pada laki-laki dan perempuan.
Jika kita elaborasi dan bahas satu persatu dari perbedaan fungsi struktur otak berdasar gender, maka kita mendapati data sebagai berikut; corpus calossum suatu materi putih/substansia alba yang terdiri atas serat yang menghubungkan substansial alba dari dua belahan/hemisfer otak, dengan fungsi utama memfasilitasi koordinasi, komunikasi, dan pertukaran informasi antar belahan otak kiri dan kanan. Corpus Callosum ini menurut Sandra F. Witelson, profesor neurosains di Mc Master University, menemukan bahwa corpus calossum perempuan lebih tebal sekitar 30% dari laki-laki.
Perbedaan ketebalan itu terjadi secara dominan di area keterampilan linguistik (isthmus dan splenium). Kondisi ini berkonsekuensi menjadikan bagian-bagian otak laki-laki akan bekerja secara parsial/terpisah, sehingga laki-laki diasumsikan lebih cepat untuk memfokuskan konsentrasi pada satu keadaan tertentu di suatu waktu.
Di saat bersamaan tanpa disadari, terjadi mekanisme kompensata, dimana antara lain sensor pendengarannya akan menurun. Sedangkan perempuan, karena struktur corpus callosum nya yang lebih kompleks memungkinkan otaknya bisa bekerja secara bersamaan, secara simultan dan
menjadikan perempuan memiliki kemampuan multitasking, mampu memikirkan dan mengerjakan banyak hal pada waktu yang bersamaan.
Keunggulan dan keunikan corpus callosum perempuan juga berimplikasi pada kompetensi dan kapasitas berbahasa dan kemampuan komunikasi.
Struktur otak lain yang berbeda pada perempuan dan laki-laki adalah hipotalamus yang merupakan suatu struktur yang terletak dibawah talamus dan tepat berada diatas batang otak.
Hipotalamus merupakan bagian otak dengan fungsi utama
mempertahankan homeostasis sistem faali tubuh. berjalan dengan baik (homestasis). Beberapa fungsi spesifiknya antara lain mengatur respons terhadap stimulus, regulasi endokrin (hormonal), regulator sistem syaraf otonom yang mengontrol suhu tubuh, asupan makanan, perilaku fisiologis, respon emosi, dan berbagai fungsi seperti regulasi perilaku terkait respon defensif untuk mempertahankan eksistensi.
Secara umum hipotalamus
laki-laki memiliki struktur nukleus preoptikus yang lebih besar. Kondisi ini berpengaruh pada tingkat kepekaan terhadap stimulus yang antara lain terkait dengan aktivitas dan perilaku seksual. Laki-laki lebih peka terhadap stimulus sensorik (suara, sentuhan, rabaan, desahan, dll), sementara perempuan cenderung mengedepankan pendekatan afeksi yang berkelindan dengan konsep rasa.
Keunikan lainnya dapat diamati pada sinapsis dan jalur proyeksi konektom. Dimana pada otak perempuan koneksi antara area fungsional lebih kompleks dan memungkinkan terjadinya sinergi antar bagian menghasilkan suatu pendekatan mental yang bersifat holistik.
Dimana kapasitas tersebut diperlukan untuk mengoptimasi kapasitas pengasuhan dan mengelola serta memelihara berbagai potensi di sekitarnya dengan cara yang efektif agar dapat mencapai kondisi optimal.
Tugas kita bersama adalah terus mempelajari dan menyiapkan konsep holistik yang ideal untuk mengoptimasi setiap keunggulan manusia Indonesia lintas gender, bahkan lintas usia dan latar belakang.
Konsep pendidikan nasional, desain pelayanan kesehatan, sampai perancangan infrastruktur, serta pengelolaan lingkungan dan sumber daya dapat menjadi medium optimasi potensi manusia Indonesia yang ideal.
Semoga ke depan kita dapat lebih mengedepankan pendekatan neurobiologis seperti yang telah sedikit dikupas di atas, demi sebesar-besarnya kemaslahatan bangsa tercinta.