Nafakhtu Fihi Min Ruhi:
Hembusan Nafas Ilahi dalam Diri Manusia
Dalam keheningan primordial sebelum waktu ada,
Terdengar bisikan Ilahi, “Nafakhtu fihi min ruhi”.
Aku tiupkan ke dalamnya dari ruh-Ku,
Momen sakral ketika yang fana menyentuh Yang Kekal.
Ruh, oh engkau nafas suci dari Yang Maha Kuasa,
Bukan sekadar angin, tapi esensi kehidupan itu sendiri.
Dalam hembusan-Mu, tanah liat Adam menjadi hidup,
Transformasi dari materi menjadi cermin kesadaran Ilahi.
Nafas al-Rahman, mengalir tanpa henti,
Dalam setiap tarikan dan hembusan nafas makhluk.
Setiap nafas adalah penciptaan baru,
Setiap hembusan adalah kembali kepada-Nya.
Rumi bernyanyi tentang “nay”, seruling yang merindukan,
Terpisah dari rumpun bambu, melantunkan kerinduan primordial.
Dalam setiap nada yang ditiupkan,
Terdengar gema “Nafakhtu fihi min ruhi”.
Ibn Arabi melihatnya sebagai rahasia penciptaan yang berkelanjutan,
Di mana alam semesta bernafas dalam nafas al-Rahman.
Setiap atom, setiap partikel dalam eksistensi,
Bergetar dalam irama nafas Ilahi yang tak terputus.
Oh engkau jiwa yang ditiupkan ruh Ilahi,
Sadarkah engkau akan asal-usulmu yang mulia?
Dalam dirimu mengalir sungai kehidupan dari Yang Maha Hidup,
Menghubungkanmu langsung dengan sumber segala eksistensi.
“Nafakhtu” — Aku tiupkan, kata ganti orang pertama Ilahi,
Mengisyaratkan kedekatan dan keintiman yang tak terlukiskan.
Bukan perantara, bukan malaikat, tapi Dia sendiri yang meniupkan,
Memberikan sebagian dari ruh-Nya yang suci.
Dalam hembusan nafas ini tersimpan potensi Ilahi,
Benih ketuhanan yang menunggu untuk diaktualisasikan.
Setiap manusia adalah bibit pohon Tuba,
Yang akarnya di langit dan cabangnya menjangkau bumi.
Nafas adalah jembatan antara yang zahir dan yang batin,
Antara alam materi dan alam ruh.
Dalam setiap tarikan nafas, kita menyentuh yang Ilahi,
Dalam setiap hembusan, kita manifestasikan yang spiritual ke dalam yang material.
Al-Ghazali melihat ruh sebagai esensi halus dalam diri manusia,
Yang melaluinya kita mengenal dan mencintai Allah.
Dalam kehalusan ruh ini tersimpan potensi ma’rifat,
Pengetahuan langsung yang melampaui akal dan indera.
Wahai engkau yang telah ditiupkan ruh Ilahi,
Jangan sia-siakan anugerah agung ini.
Dalam setiap nafas, ingatlah asal-usulmu,
Dan tujuan akhir perjalananmu kembali kepada-Nya.
“Min ruhi” — dari ruh-Ku, menunjukkan kemuliaan manusia,
Sekaligus tanggungjawab besar sebagai khalifah di bumi.
Dalam dirimu ada percikan Ilahi,
Yang memanggılmu untuk merealisasikan potensi ketuhanan.
Oh nafas kehidupan yang mengalir dalam setiap makhluk,
Engkau adalah pengingat akan kesatuan segala eksistensi.
Dalam hembusan-Mu yang lembut namun penuh kuasa,
Kita merasakan denyut nadi alam semesta yang berdetak dalam irama Ilahi.
Maka bernafaslah dengan kesadaran penuh, wahai pencari,
Karena dalam setiap nafas tersimpan rahasia “Nafakhtu fihi min ruhi”.
Jadikan setiap tarikan nafas sebagai zikir yang tak terucapkan,
Dan setiap hembusan sebagai doa yang tak terlafazkan.