Kedokteran Regeneratif, Kedokteran Masa Depan, Mewujudkan Banyak Impian dan Harapan
Tauhid Nur Azhar
Kemarin pagi saya mengawali hari dengan menyesap aroma lembut nan mempesona yang menguar dari secangkir kopi tubruk Robusta asli Indonesia yang ditanam di salah satu kaki gunung tanah Jawa.
Hitam pekat tanpa gula. Hanya ditemani dengan aroma dan suasana. Haripun diawali dengan rasa syukur yang tergugah oleh rasa dan sebongkah molekul cinta.
Tak lama sebuah chat di grup WA bertajuk Rumah Peradaban masuk. Notifikasi memperlihatkan identitas sang pengirim pesan: Dr Andry Dachlan. Apakah gerangan isi pesan Sang Master Wellness di pagi hari ini? Ternyata isi pesan berupa sebuah tautan. Link ke kanal You Tube beliau, dimana telah diunggah sebuah video baru. Video yang tampaknya akan mengawali vlog beliau tentang perjalanan kembara wellness ke berbagai tempat yang dapat menginspirasi gaya hidup sehat dan mengangkat berbagai kearifan, baik yang bersifat global, universal, ataupun lokal.
Pada kesempatan perdana ini Dr Andry mengajak kita sedikit mengenal salah satu konsep kedokteran masa depan: kedokteran regeneratif.
Apakah yang dimaksud dengan kedokteran regeneratif? Salah satu penjelasan yang saya dapatkan dari situs Mayo Clinic/Mayo Edu adalah sebagai berikut:
Regenerative medicine is focused on developing and applying new treatments to heal tissues and organs and restore function lost due to aging, disease, damage or defects.
Ada terminologi lain yang melengkapi dan mengaitkan bahwa kedokteran regeneratif adalah suatu upaya peningkatan kualitas kesehatan dengab berbasis pada pendekatan Biotherapeutics
dan digambarkan sebagai ;
regenerative medicine goes beyond disease management to search for and discover therapies that support the body in repairing, regenerating and restoring itself to a state of well-being. (Andre Terzic, 2022).
Dr Andry Dachlan dalam liputan video perjalanannya telah singgah dan mendapat kesempatan istimewa untuk mengunjungi berbagai fasilitas riset dan produksi dari SCCR Semarang.
Dimana berdasar keterangan resmi yang bisa didapatkan di situsnya, dijelaskan bahwa SCCR atau Stem Cell and Cancer Research (SCCR) adalah;
is an independent institution for research and pharmacy industries studies that was established in June 2013 by Assoc Prof. Dr. dr. Agung Putra, M.Si Med. SCCR scope of work covers a wide range of stem cell (regenerative medicine) and cancers stem cell issues, primarily from the research projects.
Menarik sekali bukan? Berangkat dari lingkungan akademis menuju aplikasi teknologi kedokteran terapan yang menjadi bagian dari model layanan garda depan.
Lalu apa yang ditawarkan oleh lembaga yang didatangi oleh Dr Andry ini? Tentu saja berbagai pendekatan bioterapeutik yang menyasar proses perbaikan sel dan jaringan melalui pendekatan substitutif dan komplementatif yang antara lain diperankan oleh sel punca dan sekretomnya.
Wah apalagi ini sel punca dan sekretom?
Sel punca (stem cells) merupakan sel yang mampu menunjukkan kemampuan untuk memperbarui diri (self-renewal), belum terspesialisasi (unspecialized), menunjukkan plastisitas/trans diferensiasi, dan dapat diisolasi serta dikoleksi untuk kepentingan terapi (transplantasi/implantasi).
Sumber sel punca yang dapat digunakan dalam proses terapi ada beberapa jenis, antara lain adalah; sel punca dewasa, sel punca embrionik (dari blastokista), sel punca dewasa dengan sifat embrionik, dan sel punca perinatal yang diambil dari cairan amnion atau darah di tali pusat pasca persalinan.
Dzobo, Kevin. (2021). Multipotent Human Mesenchymal Stem/Stromal Cells: An Updated Review on Historical Background, Recent Trends and Advances in their Clinical Applications. 10.20944/preprints202103.0373.v1.
Sel punca yang kemudian dikembangkan menjadi sel punca mesenkimal (MSC/mesenchymal stem cells) dapat digunakan untuk meregenerasi jaringan dan sel yang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh berbagai penyebab seperti radang akut dan kronis, serta proses degeneratif.
Kemampuan pluripotensialitasnya (berkembang menjadi berbagai jenis sel sesuai dengan kebutuhan jaringan yang ditempati) telah menjadikan sel punca sebagai regimen terapi yang sangat ideal dalam konteks kedokteran regeneratif.
Kedokteran regeneratif bersama kedokteran presisi akan menjadi salah satu arus utama pengembangan kedokteran dan rumpun ilmu kesehatan di masa depan. Hal ini didukung oleh semakin pesatnya kemajuan dalam konteks teknologi laboratorium, riset ilmu kedokteran dasar, dan tentu saja teknologi informasi yang telah menghadirkan teknologi bioinformatika lanjut serta kecerdasan artifisial seperti model generatif yang sangat powerful dalam riset dan applied science.
Kapasitas sel punca untuk mensubstitusi sel di jaringan yang mengalami jejas patologis ini juga didukung oleh kemampuan homing nya yang dapat “menemukan” daerah terdampak secara otomatis, tanpa perlu dipandu. Misal ada daerah infark di jantung, maka sel punca yang dimasukkan melalui jalur intra vena akan dapat menemukan daerah infark tersebut dan melakukan proses regenerasi jaringan secara terpadu.
Dalam setiap prosedur dan protokol terapeutik di ranah ilmu kedokteran tentulah diperlukan tahapan bermetodologi untuk menjamin prudensialitas suatu proses. Untuk itu diperlukan pendekatan yang dikenal sebagai evidence based medicine, khusus zel punca, berikut terdapat beberapa hasil riset yang dapat dijadikan rujukan. Pada tahun 2013, peneliti berhasil membuat pembuluh darah pada tikus dengan sel punca manusia. Setelah 2 minggu melakukan implantasi sel punca, terbentuklah pembuluh darah yang memiliki kualitas mendekati pembuluh darah normal.
Sel punca juga dapat digunakan pada penyakit syaraf, seperti penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer. Pada penyakit Parkinson, pasien menderita kerusakan permanen pada sel otak yang menyebabkan gerakan yang tidak terkontrol. Peneliti dapat menggunakan sel punca untuk memperbaiki jaringan otak yang rusak, hal ini berpotensi untuk mereproduksi sel otak/neuron khusus yang dapat menghentikan gejala pada pasien Parkinson.
Beberapa jenis sel punca yang sudah dikembangkan untuk terapi kasus-kasus degeneratif, termasuk pada sistem dan jaringan syaraf, antara lain adalah; neural stem cells (NSCs), bone marrow aspirate stem cells, dan mesenchymal stem cells (MSCs) telah dikembangkan hingga tahap uji klinis.
Murell D. What are stem cell, and what do they do? [Internet]. MedicalNewsToday. 2018 [cited 2022 Oct 3]. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/323343
Bahkan penggunaan sel punca (normoxic allogenic umbilical cord mesenchymal stem cells) sebagai salah satu terapi penunjang pada kasus infeksi SARS CoV-2 telah terbukti cukup efektif sebagaimana ditunjukkan oleh hasil penelitian dan uji klinis kolaboratif yang dilakukan oleh tim sel punca FK-KMK UGM dan RSUP Dr. Sardjito, RSUP Dr. Moewardi Solo dan RSUP Hasan Sadikin Bandung, dan telah dipublikasikan di Nature Scientific Report edisi Agustus 2023.
Perkembangan terapi regeneratif yang teramat pesat juga telah menghadirkan beberapa metoda baru yang inovatif seperti terapi dengan menggunakan PRP atau Platelet Rich Plasma. PRP didapatkan dengan melakukan serangkaian prosedur laboratorium seperti proses sentrifugasi untuk memisahkan sel platelet atau trombosit dan plasma yang tinggi sitokin dan faktor pertumbuhan, untuk kemudian digunakan kembali sebagai pemantik proses regenerasi dalam tahapan perbaikan jaringan.
Everts P, Onishi K, Jayaram P, Lana JF, Mautner K. Platelet-Rich Plasma: New Performance Understandings and Therapeutic Considerations in 2020. Int J Mol Sci. 2020 Oct 21;21(20):7794. doi: 10.3390/ijms21207794. PMID: 33096812; PMCID: PMC7589810.
Terapi ini bersifat auto transplan yang minim respon penolakan tubuh. Dari berbagai studi yang telah dilakukan terbukti PRP cukup efektif dalam menginduksi proses regenerasi jaringan. Aplikasi yang sudah banyak dilakukan adalah di bidang dermatologi, antara lain untuk mengatasi kebotakan dini dan regenerasi sel kulit.
Aplikasi lain yang sudah memiliki evidence based medicine antara lain di bidang rematologi dan ortopedi.
Lalu sekretom itu apa?
Sekretom adalah sekumpulan zat bioaktif yang dilepaskan oleh sel punca/stem cell. Zat tersebut mengandung sejumlah besar protein seperti faktor pertumbuhan dan sitokin.
Sekretom juga mengandung makromolekul dan vesikel ekstrasel. Sekretom memiliki peran penting dalam komunikasi antar sel pada berbagai proses fisiologi tubuh. Selain itu, sekretom memiliki kemampuan untuk meregenerasi sel, memperbaiki jaringan yang rusak, menekan peradangan dan menjaga keseimbangan sistem imun. (Klik Dokter, 2023)
Sekretom sel punca merupakan pengobatan alternatif baru dengan memanfaatkan efek parekrin yang dapat memediasi transplantasi sel punca.
Sekretom sel punca adalah metabolit non-sel yang disekresikan oleh sel punca yang mengandung sitokin, kemokin, faktor pertumbuhan, eksosom, dan vesikel ekstraseluler (EV). EV bersifat membran-vesikel terikat yang memainkan peran penting dalam pensinyalan intraseluler.
Meskipun EV dapat mengandung protein dan lipid, sebagian besar penelitian mengenai perbaikan sistem saraf pusat terapi berfokus pada muatan mRNA dan microRNA.
Terapi sekretom aseluler memiliki potensi translasi yang besar dan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan terapi sel konvensional, termasuk mengurangi risiko penolakan imun, risiko tumorigenesis, dan memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan kriopreservasi tanpa perlu mempertimbangkan kelangsungan hidup sel. Selain itu, keuntungan dari terapi ini meliputi kontrol keamanan, produksi massal, pengaplikasian saat kasus darurat, keterjangkauan, dan kepraktisan untuk aplikasi neurologis. (IN Semita et al, 2022)
Demikian sedikit tulisan santai ini ya. Semoga dapat sedikit mengedukasi dan memberi informasi terkait dengan hal-hal unik berbasis teknologi, yang mungkin dapat bermanfaat sebagai referensi untuk mempelajari berbagai perkembangan terkini, khususnya di tanah kedokteran dan kesehatan yang telah berkembang pesat sekali.